NOMOR LARI
I.1 Pengertian :
Lari adalah
gerakan melangkah dengan kecepatan tinggi. Sedangkan perbedaan lari
dengan jalan adalah pada saat jalan salah satu kaki selalu berhubungan
dengan tanah sedangkan pada saat lari ada saatnya tubuh melayang di
udara atau tidak menyentuh tanah.Kali ini saya akan menampilkan materi
olahraga khususnya teori tentang atletik. walaupun materi ini bisa kita
dapatkan dari buku tentang olahraga tetapi tidak ada salahnya jika lewat
media ini ditampilkan kembali dengan harapkan akan menambah
perbendaharaan bahan ajar bagi mata pelajaran penjasorkes. Mengetahui
materi cabang atletik khususnya nomor lari dan lompat silahkan lihat di
bawah ini
I.2 Sejarah:
Atletik merupakan olahraga
yang tertua. Sejak jaman prasejarah manusia sudah mengenal lari.
berburu, lempar lembing dan lain-lain. Olahraga atletik berkembang
menjadi cabang olahraga lainnya sehingga atletik disebut mother of sport,
yaitu ibu dari segala cabang olahraga lainnya.Pada Zaman Yunani kuno
Atletik diadakan dengan tujuan mencari orang yang terkuat, tercepat dan
tertinggi (portius, altius ,dan sitius) atletik diperlombakan di
olimpiade modern tahun 1896 di kota Athena Yunani. Sedangkan di
Indonesia atletik diperlombakan pertama kali pada PON ke-1 di Solo tahun
1948. Cabang Atletik meliputi nomor jalan, lompat, dan lempar.
Pelaksanaan cabang atletik ini dilakukan di lapangan yang disebut track
and fiel atau lintasa dan lapangan.
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mampu:
1. Mempraktikan variasi dan kombinasi teknik dasar lari dan lompat.
2. Bersikap sportif, percaya diri dan toleran dan menjaga keselamatan berolahraga
3. Mempunyai pengetahuan tentang atletik.
I.3 Lari :
Melangkah dengan cepat, sampai terdapat gerakan dimana kedua kaki melayang sebentar diudara.
Perbedaan berlari dan berjalan :
- Saat
berjalan kaki kiri melangkah dan menapak tanah, baru kaki kanan
melangkah dan menapak tanah. terus berulang2 tanpa ada kesempatan kedua
kaki tidak menapak di tanah (gerakan melayang).
- Saat berlari, kaki kiri melangkah, sebelum kaki kiri menapak tanah,
kaki kanan mendorong tanah dan terjadi gerakan melayang sebentar. Lalu
kaki kiri menapa dan sebelum kaki kanan menapak, kaki kiri telah
melakukan gerakan mendorong juga. terus continue.
- Jadi saat berjalan terdapat hanya 2 kondisi, melangkah dan menapak.
- Berlari terdapat 3 kondisi, melangkah, melayang, menapak.
Nomor-nomor Lari terdiri dari:
1. Lari jarak pendek
a. Putra: 100 m, 200 m, dan 400 m
b. Putri; 100 m, 200 m, dan 400 m
2. Lari jarak menengah
a. Putra: 800 m, 1500 m, dan 3000 m (special chosse)
b. Putri: 800 m, 1500 m, dan 3000 m
3. Lari jarak jauh putra: 5000 m dan 10000 m
4. Lari estafet
a. Putra 4 x 100 m, dan 4 x 400 m
b. Putri 4 x 100 m, dan 4 x 400 m
5. Lari gawang
a. Putra 110 m, dan 400 m
b. Putri 100 m, dan 400 m
6. Lari marathon putra/putri 42,195 m
Gambar track and field
NOMOR LOMPAT
II.1.Pengertian
Lompat
merupakan salah satu bagian dari cabang olahraga atletik. Lompat adalah
memindahkan tubuh ke ke depan atas dengan didahului dengan awalan lari
dan tumpuan satu kaki.
Nomor lompat terdiri atas:
1. lompat jauh.
2. lompat tinggi
3. lompat galah
4 lompat jangkit
- Pada dasarnya teknik dasar lompat terdiri dari:
- Teknik awalan yaitu: berlari pada lintasan awalan dari pergerakan lari lambat, lari dipercepat, hingga papan tumpuan.
- Teknik
tumpuan yaitu: tumpuan dilakukan dengan kaki yang terkuat, aktif dan
cepat di papan tumpuan. Pinggang bergerak lurus ke depan, kedua tangan
diayun ke depan.
- Teknik
melayang di udara yaitu: kedua kaki diluruskan dan cepat dibengkokan,
badan condong ke depan, kedua tangan membantu ayunan tubuh.
Mendarat
Saat mendarat hindari gerakan tubuh berat ke belakang, karena akan
mengurangi daya dorong ke depan. teknik mendarat adalah: kedua kaki
lurus sebelum mendarat lalu dibengkokan, badan condong ke depan, kedua
lengan diayun de belakang terakhir punggung didorong maksimal ke depan.
II.2.Lompat Jauh
Lompat
jauh merupakan salah satu nomor lompat selain lompat jangkit, lompat
tinggi, dan lompt tinggi galah. Tujuan lompat jauh adalah melompat
sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik-titik
tertentu ke titik lainnya, dengan cara berlari secepat-cepatnya kemudian
menolak, melayang di udara dan mendarat, pencapaian
jarak lompatan yang sejauh jauhnya. Untuk mencapai jarak lompat yang
jauh, terlebih dahulu pelompat harus memahami unsur – unsur pokok pada
lompat jauh.
II.2.1.Teknik Dasar Lompat Jauh
Kelangsungan dari gerak lompat jauh dapat dibagi sebagai berikut:
a) Awalan atau ancang-ancang
b) Tumpuan atau tolakan
c) Melayang di udara
d) Mendarat di bak pasir
- Awalan atau ancang-ancang
Guna
awalan atau ancang-ancang pada lompat jauh adalah untuk mendapatkan
kecepatan yang setinggi-tingginya sebelum mencapai balok tolakan.
Panjang awalan untuk melaksanakan awalan lompat jauh tidak kurang dari
45 meter.
Cara melakukan awalan atau ancang-ancang lompat jauh sebagai berikut:
- Lari ancang-ancang tergantung pada kemampuan masing-masing siswa.
- Tambah kecepatan lari ancang-ancang sedikit demi sedikit sebelumbertumpu/bertolak.
- Pinggang diturunkan sedikit pada satu langkah akhir ancang-ancang.
- Tumpuan
Tumpuan
atau tolakan kaki harus kuat agar tercapai tinggi lompatan yang cukup
tanpa kehilangan keepatan maju. Kaki ayun digerakkan secara aktif agar
membantu menaikkan badan dan menjaga keseimbangan berat badan sedikit di
depan titik tumpuan.
Cara melakukan tumpuan atau tolakan sebagai berikut:
- Ayunkan paha kaki ke posisi horizontal dan dipertahankan.
- Luruskan sendi mata kaki, lutut, dan pinggang pada waktu melakukan tolakan.
- Bertolaklah ke depan dank ke atas.
- Sudut tolakan 45⁰.
- Melayang Di Udara
Sikap
badan melayang di udara yaitu sikap setelah kaki tolak menolakkan kaki
pada balok tumpuan. Badan akan dapat terangkat melayang di udara,
bersamaan dengan ayunan kedua lengan ke depan atas. Tinggi dan jatuhnya
hasil lompatan sangat tergantung dari besarnya kekuatan kaki tolak, dan
pelompat harus meluruskan kaki tumpu selurus-lurusnya dan
secepat-cepatnya.
- Mendarat
Untuk
menghindarkan pendaratan pada pantat, kepala ditundukkan dan lengan
diayunkan ke depan sewaktu kaki menyentuh pasir. Titik berat badan akan
melampaui titik pendaratan kaki di pasir. Kaki tidak kaku dan tegang,
melainkan lemas-lentur. Maka sendi lutut harus siap menekuk pada saat
yang tepat. Gerakan ini memerlukan waktu (timing) yang tepat.
II.2.2.Hal Yang Perlu Diperhatikan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam awalan :
- Awalan yaitu gerakan yang dilakukan untuk mendapatkan kecepatan yang maksimal.
Awalan
dilakukan dengan lari secepat – cepatnya serta tidak mengubah langkah
pada saat akan melompat,. Jarak awalan biasanya 30 – 50 meter.
Setelah melakukan lari awalan selanjutnya melakukan tumpuan tepat pada balok/papan tumpuan
- Tolakan, yaitu dengan menolakan kaki tumpu sekuat – kuatnya pada papan tolakan dengan kaki terkuat ke atas(tinggi dan kedepan).
- Sikap
badan diudara, yaitu harus diusahakan badan melayang Selama mungkin dan
diusahakan badan tetap seimbang. Sikap badan waktu melayang di udara
sesuai dengan gaya yang dipergunakan
- Sikap
badan pada waktu jatuh/mendarat, yaitu si pelompat harus mengusahakan
jatuh/mendarat dengan kedua kaki secara bersamaan dan ngeper atau
sedikit ditekuk pada lutut, dan badan agak condong ke depan untuk
menjaga keseimbangan
II.2.3.Macam-Macam Gaya
Macam – macam gaya yang umum digunakan :
1.gaya jongkok atau Truck (kauer)
2. gaya berjalan diudara atau Lauf (walking/running in the air)
3. gaya menggantung atau melenting atau schnepper/hang.
Hal – hal yang perlu dihindari :
1. Memperpendek atau memperpanjang langkah terakhir sebelum bertolak.
2. Bertolak dari tumit dengan kecepatan yang tidak memadai.
3. Badan miring jauh kedepan atau kebelakang.
4. Fase yang tidak seimbang.
5. Gerak kaki yang premature.
6. Tak cukup angkatan kaki pada pendaratan.
7. Satu kaki turun mendahului kaki lain pada darat.
Hal – hal yang harus diperhatikan/dilakukan
- pelihara kecepatan sampai saat menolak
- capailah dorongan yang cepat dan dinamis dan balok tumpuan.
- Rubahlah sedikit posisi lari, baertujuan mencapai posisi lebih tegak.
- Gunakan gerakan kompensasi lengan yang baik
- Capailah jangkuan gerak yang baik.
- Gerak akhir agar dibuwat lebih kuat dengan menggunakan lebih besar daya kepadanya.
- Latihan gerakan pendaratan.
- Kuasai gerak yang betul dari lengan dan kaki dalam meluruskan pada saat menyentuh matras atau bak pasir.
Ada tiga cara sikap melayang di udara dalam lompat jauh, di antaranya:
a) Gaya jongkok (waktu melayang bersikap jongkok)
b) Gaya lenting (waktu di udara badan dilentingkan) atau gaya menggantung
c) Gaya berjalan di udara (waktu di udara kaki bergerak seolah-olah berjalan di udara).
2. Variasi Latihan Lompat Jauh
1) Latihan 1
Lakukan
lompatan berturut-turut dengan kaki tolak, bertolak dan mendaratlah di
atas kaki ayun yang lain, lalu melangkah dan bertolak lagi.
2) Latihan 2
Seperti latihan 1, tetapi diselingi dengan fase lari di antara tolakan.
3) Latihan 3
Dengan lari awalan 5-9 langkah, bertolak dengan gerak kombinasi yang baik dan menahan posisi ini sampai mendarat.
4) Latihan 4
Dengan
awalan 5-9 langkah bertolak dengan penekanan pada angkatan dan dorongan
ke atas dan menahan posisi ini sampai saat terakhir kedua kaki dibawa
ke daerah pendaratan
5) Latihan 5
Dengan
awalan 5-9 langkah, bertolak dengan dorongan kaki yang kuat dan lutut
diangkat dan kemudian merubah posisi kaki sesaat sebelum mendarat.
6) Latihan 6
Sedikit
demi sedikit menambah jarak lari awalan, melatih teknik gerakan secara
lengkap (tolakan dilakukan dari tempat yang sedikit agak naik dalam
rangka menyediakan waktu lebih lama di udara).
Peraturan Lompat Jauh
1) Lintasan awalan lompat jauh lebar minimal 1,22 m dan panjang 45 m.
2) Panjang papan tolakan 1, 22 m; lebar 20 cm dan tebal 10 cm.
3) Pada sisi dekat dengan tempat mendarat harus diletakkan papan
plastisin untuk mencatat bekas kaki pelompat bila ia berbuat salah tolak
sekurang-kurangnya 1 m dari tepi depan bak pasir pendaratan.
4) Lebar tempat pendaratan minimal 2, 75 m, jarak antara garis tolakan sampai akhir tempat lompatan minimal 10 m.
5) Permukaan pasir di dalam tempat pendaratan harus sama tinggi/datar dengan sisi atas papan tolakan.
B. Lompat tinggi
Tujuan dari lompat tinggi agar dapat mencapai lompatan yang setinggi –
tingginya. Pada lompat tinggi sama halnya dengan lompat jauh, yaitu
memerlukan :
- Awalan
yaitu dengan gerakan langkah dengan kecepatan yang konstan 3 langkah, 5
langkah dan 7 langkah dan sebagainya, serta langkah yang terakhir
panjang dan berat badan dibelakang
- Sikap badan saat berada di atas mistar. disesuaikan dengan gaya/style yang digunakan
Sikap
badan saat waktu jatuh dan mendarat jika menggunakan matras yang
standar maka mendarat tidak membahayakan si pelompat/atlit, tetapi
apabila mendarat pada bak pasir harus diperhatikan cara mendarat yang
benar agar tidak terjadi cidera
Macam macam gaya pada lompat tinggi
- gaya Gunting (Scissors)
Gaya
gunting atau gaya Swenney. Terjadi pada tahun 1880 – permulaan abad ke
20. maka antara tahun 1896 swenny mengubahnya dari gaya jongkok itu
menjadi gaya gunting. Karena gaya jongkok kurang ekonomis.
Cara melakukan:
a. Pelompat mengambil awalan dari tengah
b.
Bila si pelompat pada saat akan melompat, memakai tumpuan kaki kiri
(bila ayunan kaki kanan), maka ia mendarat (jatuh) dengan kaki lagi.
c. Pada saat melayang di udara badan berputar ke kanan, mendarat dengan
kaki kiri, badan menghadap kembali ke tempat awalan tadi.
gaya guling sisi (Western Roll)
Pada gaya ini sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh
kaki kiri lagi dan bila kaki kanan jatuhnyapun kaki kanan hanya beda
awalan, bisa dari tengah tapi dari samping.
Gaya Guling (Straddle)
Cara melakukan :
a. Pelompat mengambil awalan dari samping atara 3, 5, 7, 9, langkah:
Tergantung ketinggian yang pentung dalam mengambi awalan langkahnya
ganjil.
b. Pada saat akan melompat langkah yang terkhir panjang.
c. Menumpu pada kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/kanan
kedepan. Setelah kaki ayun itu melewati mistar cepat badan balikkan,
hingga sikap badan diatas mistar telungkup.pantat usahaka lebih tinggi
dari keoala, jadi kepala tunduk.
d. Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki
kanan dan tangan kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu
bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan berakhir pada bahu dan
berkhir dengan cepat.
- Gaya Fosbury Flop
Cara melakukannya :
a. Awalan,haus dilakukan dengan cepat dan menikung/agak melingkar,dengan langkah untuk awalan tersebut kira – kira 7-9 langkah.
b. Tolakan, Untuk tolakan kaki hampir sama dengan lompat tinggi yang
lainny. Yakni harus kuat dengan bantuan ayunan kedua tangan untuk
membantu mengangkat seluruh badan. Bila kaki tolakan menggunakan kaki
kana, maka tolaka harus dilakukan disebelah kiri mistar. Pada waktu
menolak kaki bersamaan dengan kedua tangan keatas disamping kepala, maka
badan melompat keaas dan membuwat putaran 180 derajat dan dilakukan
bersama – sama.
c. Sikap badan diatas mistar, Hendaknya sikap badan diatas mistar
terlentang dengan kedua kaki tergantung lemas, dan dagu agak ditarik ke
dekat dada dan punggung berada diatas mistar merupakan busur yang
melenting.
d. Cara mendarat, mendarat pada karet busa dengan ukuran(ukuran 5 x 5
meter dengan tinggi 60 cm lebih) dan di atasnya ditutup dengan matras
sekitar 10 – 20 cm, dan yang mendarat pertama kali adalah punggumg dan
bagian belakang kepala.
Peraturan perlombaan Lompat tinggi
Sebelum
perlombaan dimulai, ketua Judge/ Juri harus mengumumkan kepada segenap
peserta lomba tentang tinggi mistar permulaan dan tinggi berikutnya,
berapa mistar lompat akan dinaikkan pada akhir tiap babak/ ronde, sampai
tinggal hanya ada satu orang atlet peserta lomba yang tersisa yang
tersisa yang memenangkan perlombaan, atau terjadi hasil sama untuk
kedudukan pertama.
Latihan pemanasan pada Arena Perlombaan
- Pada
arena perlombaan dan sebelum dimulai event lomba, tiap peserta lomba
boleh melakukan latihan praktik lomba ( practice trials )
- Sekali
perlombaan telah dimulai, peserta lomba tidak diizinkan untuk
menggunakan sarana dan prasarana untuk maksud-maksud latihan, meliputi
- Jalur ancang-ancang/awalanatau area bertolak atau bertumpu,
- Perlatan lomba
Tanda-tanda/marka-marka
Dalam
semua event lapangan apabila suatu jalur ancang-ancang digunakan,
tanda-tanda/marka-marka harus di tetapkan di sepanjang jalur awalan itu,
kecualai untuk lompat tinggi dimana marka itu dapat di pasang pada
jalur awalan. Seorang peserta lomba boleh menggunakan satu atau dua
marka (di sediakan dan di sahkan oleh panitia penyelenggara) guna
membantu dia dalam melakukan lari ancang-ancang dan bertolak. Bila marka
demikian tidak tersediakan, dia boleh menggunakan pita perekat namun
bukan kapur atau zat yang mirip, yang meninggalkan bekas yang sukar di
hapus.
Urutan lomba
Para
peserta lomba harus berlomba dalam suatu urutan hasil dari suatu
undian. Apabila ada babak kualifikasi, ini harus diadakan undian baru
lagi untuk babak final.
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Lari awalan yang terlalu cepat
2. Meluruskan kaki penolak terlalu jauh kedepan.
3. Gerak kombinasi kaki yang tidak sempurna.
4. Badan condong mendekati mistar.
5. Posisi tangan pada mistar terlalu tinggi.
6. Melewati mistar dalam posisi duduk.
7. Membuat lengkung badan terlalu awal.
8. Gerak terlambat dari gerak angkat kaki akhir.
Hal – hal yang harus di utamakan :
1. Lari awalan dengan kecepatan yang terkontrol.
2. Hindari kecondongan tubuh kebelakang terlalu banyak.
3. Capailah gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar.
4. Usahakan angkat vertikan pada saat take off/pada saat kaki bertolak meninggalkan tanah.
5. Doronnglah bahu dan lengan keatas pada saat take off.
6. Lengkungkan punggung di atas mistar.
7. Usahakan mengangkat yang sempurna dengan putaran kedalm dari lutut kaki ayun (bebas).
8. Angkat kemudian luruskan kaki segera sesudah membuat lengkung
C. Lompat Jangkit
Gerakan
lompat jangkit memproyeksikan pusat gaya berat tubuh si pelompat di
udara ke arah depan dengan melalui tiga tahapan lompatan atau tumpuan.
Yaitu Hop-Step-Jump.
Menurut
ketentuan si pelompat harus melakukan tiga kali menumpu, menumpu dua
kali dengan kaki yang sama yang disebut step dan diakhiri dengan gerakan
jump atau lompat. Hasil dari suatu lompatan sangat tegantung dari
kecepatan horizontal dan kekuatan pada ketiga tahapan tumpuan tesebut.
Jarak antara hop, step, jump bervariasi tergantung dari kecepatan,
kekuatan, dan kelentukan otot. Sudut tumpuan yang tepat sangat membantu
menjaga kecepatan.
Awalan Dalam Lompat Jangkit
untuk
meningkatkan kecepatan lari dengan tidak menghambat dari
tumpuan-tumpuan tersebut, Jarak awalan harus cukup panjang 35 – 40
meter, supaya kecepatan mencapai titik maksimal pada waktu melakukan
tumpuan. Gerakan lari konstan dan mampu menempatkan kaki tumpu pada
balok dengan tepat.
Gerakan Hop
Gerakan hop adalah gerakan dua kali menumpu kaki yang sama dengan tidak
menghambat kecepatan lari atau awalan. Supaya lebih jelasnya perhatikan
penjelasan berikut:
Perubahan kecepatan yaitu tekanan kaki ke arah depan dan ke atas yang digerakkan oleh kaki tumpu.
- Perubahan gerakan cenderung ke arah depan tidak ke atas.
Gerakan Step
Gerakan
tumpuan yang ketiga yang dilakukan setelah gerakan tumpuan kaki yang
sama, gerakan ini bertujuan mengubah kecepatan ke arah gerakan step,
untuk menjaga gerak mendatar sebanyak mungkin untuk dapat mengangkat
bobot badannya ke arah jump. Untuk mendapatkan Gerakan step yang baik.
Anda perhatikan penjelasan berikut:
- Jaraknya langkah tergantung dari kecepatan saat melakukan tumpuan.
- Perpindahan diperoleh saat gerakan hop ke arah gerakan step disamping kaki yang diangkat mengayun.
- Setelah
kaki melakukan dorongan yaitu setelah gerakan hop kemudian kaki yang
satunya bergerak dari sikap tergantung di belakang digerakan dengan
lutut terlebih dahulu dan pangkal paha dipertahankan jangan bergerak
turun.
- Kaki harus digerakkan setinggi mungkin anggota badan bagian bawah tidak kaku dan tetap terayuh.
- Sebelum
gerakan menumpu kaki ayun dipertahankan tergantung kemudian hentakan
kaki ke atas untuk mendapatkan suatu ketinggian, dengan tumit terlebih
dahulu dengan berat badan berada di depan tumit. badan waktu melayang
dipertahankan tegak.
- Gerakan mendarat atau Jump
- Gerakan
jump ini merupakan bagian terakhir dari gerakan-gerakan sebelumnya,
gerakan hop dan step, untuk mendapatkan pendaratan yang sempurna
perhatikan penjelasannya:
- Jauhnya hasil suatu lompatan tergantung dari kontribusi gerakan-gerakan awal.
- Gerakan step diikuti dengan kaki yang tergantung yang diayunkan ke muka dibantu dengan ayunan kedua tangan.
- Badan diusahakan setegak mungkin untuk memperoleh ketinggian yang diinginkan.
- Gerakan melayang biasanya menggunakan teknik Hang stile.
- Merentangkan kedua belah lengan ke atas dimaksudkan untuk menahan gerakan turun ke bawah (drop).
- Waktu mendarat perhatian tertuju pada kaki yang diayunkan sejauh mungkin ke depan dari pinggul.
- Lutut
belakang diangkat ke depan sehingga sejajar dan kedua lengan digerakan
ke depan membantu gerakan kaki, setelah tumit menyetuh pasir gerakan
pinggul mendorong ke depan agar tidak jatuh ke belakang.
Ukuran
untuk Lapangan dari awal lari sampai balok tumpuan ± 45m, dari balok
tumpuan sampai bak lompatan ± 13m, bak lompat panjang 8m, lebar 2,75m.
kedalaman bak lompat ± 10-20cm.
D. Lompat Galah
Lompat
tinggi galah merupakan Suatu lompatan yang dilakukan dengan bantuan
galah untuk mencapai tujuan lompatan yang setinggi-tingginya. Belanda
adalah negeri pesisir pantai yang sebagian besar wilayahnya berada di
bawah permukaan laut. Hal ini menyebabkan di negara ini terdapat banyak
sungai dan danau. Karena itu sebagian warga Belanda jika akan bepergian
ke tempat lain harus menyeberangi sungai atau danau.
Untuk
menyiasati sungai dan danau yang menjadi hambatan perjalanan, warga
Belanda menggunakan Fierljeppen atau lompat galah danau. Pada abad
ke-13, cara ini kerap digunakan petani di Norwegia.
Seiring
perkembangan zaman, Fierljeppen mulai dipertandingkan. Dan siapa sangka
bila Fierljeppen menjadi cikal bakal lompat galah saat ini. Bedanya
dengan lompat galah, peserta Fierljeppen harus memanjat galah setinggi
mungkin supaya bisa jatuh dengan posisi terjauh.
Belum
lama ini di negeri Kincir Angin digelar kompetisi Fierljeppen.
Peminatnya cukup banyak. Mereka diharuskan menyeberangi danau dengan
menggunakan galah aluminum sepanjang 11 meter. Tentunya peserta yang
mencapai jarak terjauh akan keluar sebagai pemenang.
Selain
menjadi cikal bakal olahraga, Fierljeppen juga melahirkan peribahasa
jangan melompat lebih jauh dari panjang galah yang dimiliki. Perbahasa
itu berarti jangan bertindak lebih jauh dari kemampuan yang
dimiliki.(YNI)
Tolak Peluru
III.1. Pengertian
Tolak Peluru merupakan suatu aktivitas yg dilakukan utk mencapai lemparan atau tolakan yang sejauh-jauhnya. Peluru yang digunakan terbuat dari besi berbentuk oval dengan berat 3kg, 4kg, 5kg, 7,26 kg. Dengan
ruang lingkaran lebar 5×3 meter. Yang terpenting dari Tolak peluru
adalah peluru harus didorong keluar dengan kecepatan maksimal, dengan
sudut kira-kira 40 derajat. Posisi untuk menolak harus ditekankan pada
kaki. karena kaki adalah bagian yang terkuat dari badan.
Berat peluru:
- Untuk senior putra = 7.257 kg
- Untuk senior putri= 4 kg
- Untuk yunior putra = 5 kg
- Untuk yunior putri = 3 kg
III.2.Teknik – teknik
- Cara memegang peluru , yaitu:
- Peluru diletakkan pada telapak tangan
- Jari-jari
tangan direnggangkan atau dibuka, jari manis, jari tengah, dan jari
telunjuk dipergunakan untuk menekan dan memegang peluru bagian belakang.
Sedangkan jari kelingking dan ibu jari dipergunakan untuk memegang atau
menahan peluru bagian samping agar tidak jatuh atau tergelincir.
- Setelah peluru tersebut dipegang dengan baik, kemudian letakkan pada bahu dan menempel (melekat) di leher. Siku diangkat ke samping, sedikit serong ke depan.
- Pada
waktu memegang dan meletakkan peluru pada bahu, usahakan agar seluruh
badan dan tangan dalam keadaan lemas (rileks). Tangan dari lengan yang
lain membantu menjaga keseimbangan.
Perhatikan gambar peragaan di bawah ini!
Teknik Sikap Badan pada Waktu akan Menolak
- Terdapat 2 teknik sikap badan pada waktu akan menolak, yaitu:
a. Gaya Ortodok (menyamping)
Berdiri tegak menyamping ke arah tolakan, kedua kaki dibuka lebar
(kangkang), kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dibengkokkan ke depan,
sedikit serong ke samping kanan, berat badan berada pada kaki kanan, dan
badan agak condong ke samping kanan. Tangan kanan memegang peluru pada
bahu (pundak), tangan kiri dibengkokkan, berada di depan sedikit agak
serong ke atas lemas. Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga
keseimbangan. Pandangan diarahkan kea rah sasaran (tolakan).
b. Gaya O’Brien (membelakangi)
Hal yang membedakan antara gaya ortodoks dan gaya O’Brien adalah sikap
awal. Pada gaya ortodoks sikap badan menyamping, sedangkan pada gaya
O’Brien membelakangi arah tolakan.
- Teknik Setelah Gerakan Akhir Menolak
Teknik setelah gerakan akhir menolak , yaitu:
- Setelah
peluru lepas dari tangan, secepatnya kaki belakang diturunkan atau
mendarat menempati tempat kaki depan/kaki tumpu dengan lutut agak
dibengkokkan.
- Selanjutnya kaki tumpu diangkat ke belakang lururs dan lemas untuk membantu menjaga keseimbangan.
- Badan condong ke samping kiri depan, dagu diangkat, pandangan ke arah jatuhnya peluru.
Tangan
kanan dibengkokkan berada di depan sedikit agak ke bawah badan, tangan
atau lengan kiri lemas lurus ke belakang untuk membantu menjaga
keseimbangan.
Perhatikan gambar peragaan di bawah ini!
Hal-Hal yang Harus Dihindari dalam Tolak Peluru Awalan Membelakangi
Hal-hal yang harus dihindari sebagai berikut:
- Sikap posisi awal tidak seimbang, kaki kanan melakukan gerakan lompatan.
- Tidak menarik kaki kanan cukup jauh ke bawah badan.
- Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang.
- Gerakan kaki terlalu ke samping kiri.
- Terlalu cepat menggerakkan badan.
III.3.Peralatan dalam Tolak Peluru
Alat
yang di butuhkan dalam tolak peluru antara lain rol meter, bendera
kecil, kapur dan peluru. Di dalam Competition Rules 2006-2007 IAAF
pasal 187 disebutkan bahwa peluru untuk senior putra 7.25 kg , untuk
junior putra 6 kg,untuk remaja putra 5 kg,untuk junior putri 3 kg,untuk
remaja,junior dan senior putri 4 kg. Dalam pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan berat dan ukuran peluru dapat disesuaikan dengan tenaga
dan ukuran peserta. Menurut Gerry A. Carr “Berat peluru bervariasi mulai
dari 0,5 kg (1,1pon) hingga ke berat lomba (7,25 kg[16lb] untuk putra
dan [[8 lb 13 ons] untuk putri”. Hal ini dimaksudkan agar materi tolak
peluru dapat di sampaikan dengan baik kepada siswa melalui pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan.
III.4.Lapangan Tolak Peluru
Lingkaran
tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok
yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah
luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen , aspal atau
bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran
tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas
lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi
menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat
dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135
m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih. Balok
penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur
atau lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam
lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm,
panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.